Aku, setelah perkenalan itu terjadi
10:33:00
Semenjak
itu, rasanya aku bukan lagi yang dulu. Bukan lagi aku yang biasanya dihiasi
dengan kicauan musik sendu. Tetapi, aku yang seperti selalu berada di taman
bunga. Bahagia dan mekar layaknya bunga yang ada disekitar ku. Ini kurasakan semenjak sorot matamu dan mataku
bertemu disatu titik.
Perkenalan
kita tanpa perencanaan. Sangat instan. Bahkan, tidak terduga sekalipun.
Kepribadianmu membuat aku sedikit membuka jalan menuju jatuh cinta. Oh, mungkin
terlalu cepat untuk aku berkata cinta. Atau mungkin, kata yang barusan aku
lontarkan terlalu gegabah untuk aku, orang yang baru saja mencoba untuk
menyembuhkan kenangan masa lalu. Tetapi yang aku tahu, kebersamaan dengan kamu
itu nyata. Tanpa rekayasa cerita yang mungkin saja akan mempunyai akhir yang
mengerikan lagi.
Aku
sangat menikmati percakapan yang sempat terjadi di sosial media itu. Percakapan
yang selalu ku tunggu walaupun lama datangnya. Cerita-ceritamu, membuatku
merasa menjadi orang yang saat itu juga paling dekat dengan kamu. Membuat aku
seolah-olah mendengarkan secara langsung, dan bercengkrama dengan dua bola mata
mu itu. Dua bola mata yang sempat ingin aku ambil dan kubawa pulang, karena
sangat menarik perhatian dua bola mataku. Tetapi aku tahu, mustahil itu
terjadi.
Kupikir,
kamulah orangnya. Orang yang selama ini aku cari, yang sempat tersimpan dan
tersembunyi. Untuk bertemu dengan kamu, sangat lama sekali aku menunggu. Apa
mungkin untuk berpisah, begitu cepat? Jangan. Itulah jawabannya. Tapi, itu
hanya jawaban dari aku saja. Tidak tahu dengan kamu, yang hingga saat ini aku
sendiri tidak dapat membuka identitas siapa pemilik hatimu itu.
Kalau
boleh aku jujur, aku ingin sekali menitipkan perasaanku ini. Kepada kamu, orang
yang baru saja ku kenal. Tetapi, apakah mungkin aku yang memulai? Disaat kamu
saja masih berlalu lalang kesana kemari tanpa penjelasan yang pasti. Penjelasan
dan penegasan siapa identitas pemilik hatimu itu.
Bahkan
kamu masih seperti mencari identitas orang lain juga. Bukan hanya aku.
Sebenarnya
ini hanya hal sederhana yang tidak perlu aku berkoar meminta penjelasan akan
hatimu itu. Tapi kenapa hal sederhana ini malah kamu bikin merumitkan
segalanya?
Aku
memejamkan mata. Duduk ditempat favoritku dan berusaha mencerna kapan ini akan
selesai. Penantian yang mungkin saja lagi-lagi berujung ditinggalkan.
Ressyga❤
4 comments
apik tenan neng Ecy.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteDua bola mata yang sempat ingin aku ambil dan kubawa pulang, karena sangat menarik perhatian dua bola mataku. Tetapi aku tahu, mustahil itu terjadi.
ReplyDeletewah ada jiwa psikopat jg dia ternyata
Wah tidak tidak,
DeleteItu hanya sebagian kalimat yang berhalusinasi d otakku saja.