Akhirnya,
aku temukan lagi senyum yang telah lama lenyap karena kenangan itu. Senyum yang
sempat terkubur lama dan takut tak akan kutemui lagi. Senyum yang sempat
bertarung hebat dengan aku, orang yang selalu memaksanya untuk tersenyum disaat
aslinya ia tak mau tersenyum. Senyum yang sangat dinantikan sahabat-sahabatku,
saat mereka tahu aku rapuh dan mengubur dalam semua harapan hidup.
“ Welcome
back” Seseorang menyapaku layaknya aku baru terbangun dari tidur yang panjang.
Oh iya, aku
memang tidur selama ini. Tidur dalam kenangan pahit. Pahit, padahal ia bukan
obat. Hanya saja, virus yang mampu mematikan semangat yang biasanya ada dalam
tubuhku. Kejam sekali, bukan?