Bolehkah kamu berada diposisi saya?

10:20:00

Saya tahu pasti, hidup dalam bayang-bayangan itu tidak mudah. Apalagi itu bayang-bayangan tentang kamu, kita, dan kenangan. Biarpun sudah terbiasa saya jalani, tetapi terkadang saya menginjak titik dimana saya merasa sangat ingin berhenti dari bayangan itu.

Saya masih ingat sekali, kala itu saya adalah prioritas kamu. Saya hilang beberapa jam saja, kamu kewalahan mencari saya. Tetapi sekarang? Saya hilang berbulan-bulan, kamu tetap terus berjalan kedepan tanpa melihat saya yang ketinggalan jauh di belakang. Rasanya, saya masih asing dengan suasana seperti ini.
Dulu, jika saya menangis, kamu pasti temani saya. Tetapi sekarang, saya ditemani foto kamu saja. Itupun sudah usang karena pernah saya robek, disaat saya tahu kamu bukan lagi orang yang dulu pernah ada di foto itu.

Saya juga masih ingat dengan mimpi-mimpi kita. Ah, maksud saya, mimpi-mimpi saya. Karena saya tahu, itu bukan lagi mimpi kita. Kamu sudah keluar dari zona kata kita. Mimpi yang benar-benar tidak ada nyatanya.

Saya tidak pernah berharap akan seperti ini. Malahan, saya sangat ingin seperti kamu sekarang. Santai, tenang, dan tanpa beban melanjutkan perjalanan kisah cinta kamu.
Saya sangat ingin, tetapi lagi-lagi saya harus gagal karena kenangan itu. Coba saja ada penghapus kenangan, saya akan beli semahal apapun itu.

Saya salah pernah menitipkan perasaan sama kamu. Saya salah sudah berharap lebih. Menggantungkan harapan saya sama kamu. Padahal tak ada satupun yang kamu gubris dari perasaan saya.
Semua telah berakhir. Tanpa lambaian tangan, ucapan perpisahan, bahkan pertemuan terakhir yang saya sangat ingin disana bercerita panjang lebar sama kamu.

Saya tidak ingin punya dendam sama kamu. Sama sekali tidak ingin. Tetapi, entah kenapa saya begitu tidak ingin mendengar nama kamu dari setiap mulut mereka.
Coba saja kamu tahu bagaimana perasaan saya. Milliyaran kosa kata tidak akan mampu mendeskripsikannya. Bahkan hati saya sendiri, sudah seketika membeku jika ditanya penjelasan tentang kamu.

Apakah kamu sanggup menjadi saya? Berada di posisi saya? Dengan beban perasaan yang makin lama makin tebal. Saya tidak begitu yakin kamu akan sanggup. Karena saya tahu, kamu bukanlah orang yang terbiasa mencintai jika sudah tak dicintai lagi.
Saya menulis ini ketika saya sudah tidak sanggup menampung air mata saya yang jatuh sia-sia karena kamu. Saya membiarkan kamu abadi dalam tulisan saya. Membiarkan kamu menjadi tokoh utama disetiap tulisan saya. Membiarkan tulisan saya memeluk kamu melalui hati.

Dari saya,

Seseorang yang pernah disamping kamu.

You Might Also Like

0 comments

View